Minggu, 25 November 2012

Dauroh munakahat #6



DAUROH MUNAKAHAT INTENSIF BERSAMA USTADZ MASTURI
Pertemuan VI (12 April 2012)
REVIEW MATERI SEBELUMNYA
Rumah tangga Produksi:
* shadaqah jariyah dari harta ini apa? Sudahkah bermanfaat?
Ingat karakteristik harta itu à sedikit habis, banyak pun akan habis malahan merasa kurang terus.
* punya ilmu à gelar akademis penting di masyarakat zaman sekarang , tanpa gelar maka tidak ada penegasan/pertanggungjawaban pada masyarakat. Jika kita memiliki gelar doktor maka akan makin banyak orang yang belajar pada kita. untuk meraihnya diperlukan usaha, kesungguhan dan uang.
*anak sholih/sholihat à bukan hanya anak kandung tetapi juga semua keturunan kita (cucu, cicit, dll). Menyekolahkan orang lain  maka keberkahan akan tetap mengalir pada kita.
*kapan, dimana, dan bagaimana akan mati? Sudahkah mempersiapkannya? Kematian jangan ditunggu (menunggu itu membosankan), jangan ditakuti (kita akan menghindar karena takut), tetapi harus DISAMBUT. Kenapa?
Menyambut berarti mempersiapkan. Ibaratnya seperti seorang istri yang menyambut kedatangan suaminya. Maka yang dilakukan adalah melakukan berbagai persiapan, masak enak, bersih-bersih, dandan, dll.

Sifat-sifat RT Sosial:
1.      Memiliki kepedulian
“Barangsiapa yang tidak memperhatikan urusan/ perkara orang-orang muslim, maka bukan termasuk bagian dari mereka ( orang islam).”
Antara suami dan istri harus kompak, sama-sama peduli, karena ada bagian dari masyarakat yang hanya bisa diperhatikan oleh suami atau oleh istri. Jangan sampai tertukar posisi. Ada proporsi masing-masing, hal ini harus DISEPAKATI bersama.
2.      Keringanan hati dan tenaga
Contoh :
·        kerja bakti (terutama bagi yang tinggal di kompleks) à sarana berbaur dengan masyarakat
·        tidak emosional (karena tidak semua masyarakat itu baik, harus ada pihak yang mengalah)
3.      Kesiapan untuk bergaul
“orang yang bergaul dengan manusia dan sabar atas sikap yang menyakitkan jauh lebih baik daripada orang yang tidak bergaul.”
Di dalam masyarakat terjadi perselingkuhan karena ketidaksiapan anggotanya dalam bergaul. Dalam berkomunikasi dan bergaul itu ada adab-adabnya, batas-batasnya.
Ingat! Ada masyarakat yang cenderung merusak, maka harus berhati-hati dan pintar dalam bergaul. Antara suami dan istri harus saling menjaga.
Contoh:
·        ustadz adalah seorang pencemburu berat sehingga meminta istrinya agar tidak punya facebook (blog masih diizinkan)à bentuk menjaga satu sama lain.
·        Saat ustadzah diminta menjadi Dewan Syuro Wilayah Banten maka ustadzah mendiskusikan dengan ustadz sebagai suami beliau. Ustadzah nantinya akan menjadi satu-satunya akhwat dalam DSW Banten. Ustadz tidak mengizinkan dengan pertimbangan :
ü  Ustadz belum memiliki seorang supir wanita untuk mengantar istrinya ke Banten. Karena tidak mungkin istrinya pergi dengan kendaraan umum atau bersama para ustadz-ustdaz lainnya sementara akhwat sendirian.
ü  Ustadz belum mampu membelikan mobil pribadi bagi ustadzah untuk mempermudah mobilisasi ustadzah.
ü  Ustadz pencemburu berat. “ umi kan cantik nanti kalau ustadz-ustadz yang lain itu ada yang menaruh hati pada umi bagaimana? Ustadz  juga manusia mi. tidak ada yang bisa mencegah seseorang jatuh cinta. Abi tidak sanggup mi jika harus demikian.”
Dengan cara penyampaian yang baik/ pintar serta ketegasan akhirnya ustadzah pun sepakat untuk mengikuti pendapat ustadz. Demikian pula ketika pihak DPW menanyakan perihal keputusan ustadz maka DPW tidak dapat memaksakan keputusannya.
Desain rumah
Desain rumah itu bisa menunjukkan kesiapan kita dalam bergaul atau tidak. Kita siapkan rumah kita memiliki aurat rumah yang tetap terjaga. Hal ini juga terkait dengan kebutuhan kaum hawa untuk menutup aurat.E.g. : dapur, kamar, ruang keluarga.
Jadi kalaupun ada tamu yang menginap, kebebasan dan komunikasi angggota keluarga tetap bisa terjaga. Terlebih ketika tamunya adalah lawan jenis, misalkan tamu laki-laki maka dengan desain rumah yang tepat, anggota keluarga yang perempuan bisa saja tidak bertemu sama sekali dengan si tamu walapun menginap berhari-hari.

Etika rumah
Suami dan istri harus sepakat. Misalnya, jika suami tidak dirumah,istri tidak boleh nerima tamu laki-laki. Namun di masyarakat kita hal seperti itu sudah biasa. Kalau hal ini tidak disepakati, maka dapat menimbulkan masalah dan perselisihan dalan keluarga.

4.      Kematangan Emosional
Suami bisa mengendalikan kecemburuan, emosi, begitu juga dengan istri. RT yang tidak matang emosionalnya akan menimbulkan banyak masalah.
Kematangan emosi termasuk didalamnya adalah etika terhadao tetangga. Bertetangga itu seumur hidup bukan seperti pertemuan dengan orang lain di pasar yang hanya sebentar.
*Rasulullah juga menjelaskan etika dalam bertetangga à begitu pentingnya hal ini.
RT Sosial yang hancur/gagal tidak akan mungkin menjadi RT Dakwah.



Contoh kasus bertetangga dan kematangan emosi:
Keluarga yang siap menjadi rumah tangga sosial adalah RT yang tingkat emosinya matang.

 fiki dan Najibah berteman dan bermain bersama. Suatu ketika ANI memarahi NAJIBAH karena cerita FIKI yang boombastis menyudutkan NAJIBAH. Padahal ANI belum mengetahui duduk persoalannya hanya mendengar dari satu sisi.
Respon yang mungkin terjadi :
Nabilah akan mengusir ani dari rumahnya à memasuki daerah kewenangan orang lain.
“silahkan angkat kaki dari sini. Ini rumah saya dan najibah adalah anak saya. Anda tidak berhak marah-marah disini seenaknya.”
Yang seharusnya dilakukan Nabilah + Hasan:
ANAK HARUS DILINDUNGI TELEBIH DAHULU
Jangan biarkan anak terus menerus di marahi, ambil alih masalah. Beri ketegasan pada anak kita (jangan menunjukkan sikap lembek kepada anak didepan tetangga kita). hukum anak kita di depan tetangga kita. bahkan jika perlu lakukan hukuman fisik seperti mencubit (sekeras-kerasnya orang tua sendiri yang mencubit adalah karena kasih saying daripada dicubit orang lain yang sedang kalap). Dengan hukuman fisik tersebut akan memberikan kepuasan/kelegaan pada tetangga kita (yang sebenarnya belum tentu benarL) melampiaskan emosinya. Setelah tetangga kita persilahkan kembali ke rumahnya, ajak diskusi anak kita dan minta maaflah kalo ternyata kita salah.

Contoh: Ani mempunyai suami,harun, punya anak namanya fiki. Punya tetangga namanya ahmad, istrinya Nabila,anaknya najiba. Fiki berteman dengan najiba. Suatu hari mereka bertengkar, kemudian ani melabrak najiba di depan orang tua najiba. Is it right?
Kesalahan kasus ini adl ketidakmatangan keluarga ani. Harusnya tdk blh serta merta melabrak, pasti nantinya akan banyak masalah. Jangan sampai krn kita tidak memiliki kematangan emosi, maka hubungan dg tetangga rusak. Padahal Rasul SAW salah satunya juga mewasiatkan untuk berhubungan baik dengan tetangga.

Bagaimana membentuk RT Sosial:
1.      Pembentukan pemahaman tentang RT sosial
Semua anggota keluarga harus dipahamkan tentang RT sosial.
2.      Melatih diri untuk mengaplikasikan aktifitas-aktifitas sosial.
Sebelum menikah dengan setelah menikah itu berbeda. Kita harus bisa lebih bersosialisasi dengan masyarakat.  Perlu berlatih.
Contoh:
Anak laki-laki sebelum menikah biasanya tidak aktif di masyarakat. Yang aktif adalah bapaknya. Setelah menikah dan berkeluarga, anak laki-laki akan menjadi bagian di masyarakat dan baru mulailah ia bergaul. Sebaiknya sebelum menikah pun harus mulai dibiasakan membaur di masyarakat (aktif) demikian juga dengan anak perempuan.
3.      Turut serta memberikan solusi di masyarakat
Di masyarakat terdapat banyak masalah, suami istri juga harus turut memikirkan, karena itu adalah lingkungan kita. harus berusaha mencarikan solusi untuk masyarakat. Contoh : pada masalah perjudian, anak tetangga putus sekolah, anak-anak muda menganggur, dll.
4.      Berlatih menjaga Rahasia Sosial/ masyarakat
Banyak aib yang berkembang di masyarakat. Walaupun dalam penyebaran aib tersebut ada pernyataan “ jangan bilang siapa-siapa” biasanya akan tetap tersebar hingga seluruh anggota masyarakat tersebut tahu. Maka jangan sampai kita ikut menjadi tukang gossip  nya. Suami dan istri harus sepakat memutus rantai penyebar aib tersebut. Ketika ada informasi seperti demikian masuk ke dalam rumah, jangan disebar/disampaikan lagi ke luar rumah. JANGAN MENEBAR FITNAH DAN AIB.
5.      Melatih etika komunikasi
Menjenguk tetangga, dll.
6.      Menjadi RT sosial itu merupakan bagian dari batu loncatan kepada RT da’wah.

DISKUSI:
Bagaimana cara kita memberikan solusi pada kondisi sekarang?
Tujuan memberikan solusi lebih ditekankan ketika telah berkeluarga (menjadi istri/ibu). Tetap berdiskusi akan pendapat anak untuk setiap keputusan tentang adab-adab pergaulan dan permasalahan di masyarakat. Bisa menjadi sarana melatih mereka memikirkan masalah sosial.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar