DAUROH MUNAKAHAT INTENSIF BERSAMA USTADZ MASTURI
Pertemuan IV
(09Maret 2012)
Tipologi Rumah Tangga Islam:
1. Rumah tangga
ilmu/ Baitul ‘ilm
2. Rumah tangga
ibadah
Yaitu yang menjadikan ibadah sebagai pondasi dalam segala
orientasi dan aktifitasnya di dalam rumah. Sesuai dengan tujuan diciptakannya
jin dan manuasia untuk beribadah.
Kriteria RT ibadah:
-
Ditegakkannya yang fardhu. Saling mengingatkan, setiap
saat.
*Ibadah2 fardhu seperti
shalat, puasa zakat,dll.
*birul walidain
-
Ditinggalkannya yang haram
-
Dilaksanakannya yang sunnah
-
rumah diberi cahaya Al Qur’an
-
terkawalnya suasana ruhiyah
-
Terlaksananya program2 ibadah dan ruhiyah
3. Rumah
Tangga Tarbiyah
Tarbiyah= pendidikan, pembinaan
Yaitu usaha untuk menjadikan seseorang mencapai kesempurnaan
sebagai seorang manusia.
Tarbiyah berbeda dg ta’lim. Ta’lim adalah pengajaran, hanya
mentransfer ilmu,. Sedangkan tarbiyah mentransfer nilai.
Sebuah Rumah Tangga menjadi Rumah Tangga Tarbiyah apabila
punya karakteristik sbb:
a. Menjadikan semua
anggota keluarga sebagaiobjek
tarbiyah.
Suami, istri, ayah, ibu, khadimat,dll
b. Semua anggota
keluarga sebagai subjek tarbiyah.
Kesadaran ini harus tumbuh dalam Rumah Tangga kita. Semua orang
di rumah harus merasa punya kekurangan, sehingga harus ditingkatkan supaya
menjadi lebih sempurna.
Semua orang di rumah harus menyadari siapapun yang kondisinya
lebih baik, maka ia berhak menjadi murabbi walupun usianya lebih muda.
c. Rumah Tangga yang
menjadikan Tarbiyah sbg Tanggung Jawab bersama.
Sehingga tidak ada yang
namanya tarbiyah itu urusan istri saja, atau bapak saja. Tanggung Jawab
Tarbiyah itu harus sama. Kapankah sebuah rumah akan mencapai kesempurnaan?
Karena di saat membangun, akan ada orang yang bakal menghancurkan.
d. Rumah Tangga yang
memahami bahwa tidak ada orang yang sempurna.
Karena itulah perlu adanya tarbiyah.Kita tidak perlu
berandai-andai, masing2 harus menerima dan mengakui ada kekurangan. Tidak ada
yang saling melecehkan. Jangan terlalu memaksakan kehendak atas karakter
suami/istri, layaknya mengharapkan kesempurnaan atas Rasulullah dan khadidjah.
Kalau anda menginginkan anak seperti ismail, maka seorang
ayah menjadi Ibrahim. Sudah siapkah dengan tokoh-tokoh terbaik.
e. Memahami dan
menyadari bahwa tarbiyah memerlukan proses.
Jika seseorang memahami hal ini, maka diperlukan adanya
pemahaman tentang proses ini. Sehingga untuk menyamakan persepsi butuh waktu
juga. Masing2 pihak memiliki akhlaqnya sendiri2, harus bersabar supaya bias
saling cocok dan memahami. Misal sang suami hidup (membentuk akhlaq) selama 23
tahun dan sang istri berumur 22 tahun. Maka sang istri perlu minimal 23 tahun
mengenal sang suami, sang suami perlu 22 tahun memahami istri…
f.
Rumah Tangga yang pandai menggunakan sarana dan prasarana
tarbiyah.
Sarana= hardware; Prasarana= software
Kita harus mampu menciptakannya untuk mencapai satu tujuan.
Harus mempunyai banyak cara. Contoh iklan teh sari wangi: mari ngeteh mari
bicara. Biasakan dengan hadiah juga.Saat tarbiyah, yang penting adalah hadaf
atau tujuan tercapai.
Mengajar àharus berbicara dengan yang diajar dalam menyampaikan
sebuah nilai atau cukup dengan teladan dan diam, asalkan saling mengerti dan
memahami.
g. Seimbang dalam
menggunakan sarana dan prasarana tarbiyah: hukuman atau hadiah dalam Rumah Tangga.
Jangan memarahi anak disaat salah dan jangan berpura-pura
tidak tahu disaat anak berprestasi.
Jika pulang ke rumah, tiba2 mendapati ada gelas pecah. Jangan
langsung disapu, tetapi tanyakan dulu siapa yang memecahkan. Biasanya ada 2
jawaban: (1) tidak tahu; (2) menunjuk ke anak lainnya; (3) ada yang ngaku.
Seorang murabbi, tidak boleh langsung menghukum. Pendidikan
kejujuran harganya sangat mahal.
Kalau ustadz mencubit anaknya disaat melakukan kesalahan dan
setelah itu memberikan hadiah ice cream atas kejujurannya. Jadi seimbang.
h. Memahami dimensi
pembinaan/tarbiyah individu dalam Rumah Tangga.
Dimensi kecerdasan rohani, sosial, emosional, fikriyah. Saat
kita mentarbiyah RT, ada sisi-sisi yang harus diperhatikan. Biasanya anak dimasukan
kursus2. Padahal itu hanya satu sisi kehidupan anak. Padahal anak inginnya
cerdas rohani, social, emosional, tidak hanya fikriyah. Bagaimana mendidik
untuk mau berbagi,, mempertahankan hak, memberikan kepahaman atas sikap yang
salah, bagaimana cara menunaikan hak teman/orang lain dan berbuat baik.
Masyarakat Hukama- adalah orang yang bijak, tahu hak dan
kewajiban. Orang sufaha- adalah orang-orang yang konyol,kita sudah mengalah dia
makin tidak sadar, jahat, nakal. Kebanyakan kita mendidik anak hanya berhubungan
denganmasyarakat hukama-, pdhl di lingkungan ada orang sufaha-. Ajarkan cara
bergaul dengan orang baik dan tidak baik.
i.
Pembinaan harus berdasarkan optimise dan cinta.
Pembinaan tidak boleh berputus asa atau pesimisme dan harus
didasarkan oleh cinta. Sehingga ketika kita menjadi bagian dlm RT, sekalipun
kita marah atau memukul itu semuanya karena cinta. Harus bersabar, kalu sekarang belum bias
berubah yakinlah pasti suatu saat akan berubah.
DISKUSI
Ustadz lulus gontor tahun 1988, merupakan anak pertama.
àmembuat ide untuk keluarga yakni
menjadikan hari lebaran sebagai sarana evaluasi dan diskusi
àsetelah sholat ied sebelum menerima
tamu dan bertamu, semua menyampaikan pendapat mulai dari yang paling kecil.
Orang tua akan senang disaat bisa dekat dengan anaknya tanpa
ada batas pemisah. Cara memikat hati orang tua/ mertua contohnya dengan memijit
orang tua ketika pulang rumah.
Ustadz disayang ortu dan mertua tips nya dengan memijit
sehingga kehadiran kita ditunggu-tunggu orang tua dan bagian dari yang
diinginkan.
Bersikap dengan orang tua dan anak-anak (orang-orang yang
tulus):
à bahagia bertemu dengan orang yang
lebih tua, menuntunnya, berbincang, memberikan perhatian. Jika memungkinkan
memberikan angpao.
àbahagia bertemu anak-anak à tulus dalam melakukan
Setiap hati itu memiliki pintu2, maka masukilah hati itu
dengan kunci2 pintunya.
Ada 4 orang teman: kaya, pintar, rajin, miskin.
Masuklah ke hati orang kaya dengan kekayaannya, jngn crita
miskin2. Dsb.
Bersikap dengan orang kayaà jangan bicarakan kemiskinan tapi
berikanlah suatu kisah kekayaan yang barokah, puji kekayaannya.
Saat orang tua bercerita tentang masalahnya dengan saudara
kita atau keluarga lain, sebenarnya mereka tidak mengharapkan solusi dari kita,
hanya saja ingin menyampaikan isi hatinya. Yang harus kita lakukan adalah:
à menjaga rahasia
àberhunudzan
Jangan berubah
sikap atas curhatan orang tua, pintar memanajemen masalah. Orang tua walaupun
menceritakan “keburukan” saudara kita, ortu tetap memiliki sikapnya/ kasih
saying sayang pada saudaara kita.
4. Rumah
Tangga Produksi
Ada
tujuan produktif yang ingin diciptakan, bukan RT konsumtif. Menghasilkan
produk-produk bermanfaat di dunia dan akhirat.Mengapa kita harus menjadi RT
produktif?
Ada
hadits Rasulullah SAW: Ketika anak adam itu meninggal, maka terputuslah amalnya
kecuali 3 hal:
à
shodaqah jariyah
à
ilmu yang bermanfaat
à
anak yang sholih yang mendoakan kedua orang tua nya
Jadi,
RT kita harus ada hasil/produksi yang kita hasilkan. RT konsumtif itu sangat
lemah posisinya.
Ada
pepatah arab: kami tidak akan memakai dari sesuatu yang tidak kami hasilkan.
Semboyan
orang SUDAN ketika terjadi embargo ekonomi.
-kami
tidak akan makan kecuali yang kami tanam.
-kami
tidak akan berpakaian kecuali yang kami buat.
Masih
lebih mudah ditangani jika yang dikonsumsi adalah benda fisik, tapi jika yang
dikonsumsiadalah fikroh yang sesat dan yang salah?
Analogi
RT Konsumsi: ibarat pedagang yang lewat didepan rumah, jangan membeli semua
jajanan. Begitu pula dengan berbagai fikroh di lingkungan sekitar, tapi
dipilih-pilih dulu ilmu yang diterima informasinya, dipilah dan disaring
(syiah, liberal, dll)
Kita
akan bisa kuat secara fikroh, ruhiy, dan sosial karena kita menghasilkan
produk. Orang yang mengeluarkan produk adalah yang mampu berbuat, yang percaya
diri.
Produksi
yang dihasilkan:
a. Produksi Ruhi
b. Produksi fikrah/ akademis/ilmu :
memiliki cita-cita yang baik, menjadi
fokus perhatian, mengarahkan anak bukan mencari ilmu setinggi-tingginya untuk
mencari gelar. Bukan pula orientasi kerja tetapi ilmu.
d. Produksi Materi/ madhi
Poin a,b,c
terlihat dr lahirnya SDM yang kita bina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar